sajak butir-butir pasir
satu butir pasir
seratus butir pasir
berjuta-juta butir pasir
maha pasir
pasir-pasir
pasir
pasir
satu butir pasir untuk nenek moyangku
satu butir pasir untuk ibuku
satu butir pasir untuk bapakku
satu butir pasir untuk rumahku
satu butir pasir untuk kampungku
satu butir pasir untuk pasirku
pasir-pasir
gunung pasir
padang pasir
pulau pasir
lautan pasir
langit pasir
semua pasir untukmu yang lahir di pasir
suatu hari kelak pada seribu tahun pasir
Ambon, 2009
Ps :
day 27 : Jatuh? By : perempuansore (14 Desember 2010)
sumber : www.perempuansore.blogspot.com
Sajak Butir - Butir Pasir Oleh : Rudi Fofid
sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/04/30/13375026/sajak-sajak.rudi.fofid
Ini karya dari 2 Nama
yang akan saya bahas dalam #edisiidola hari ini, 2 nama yang menjadi salah satu lebih tepatnya dua inspirasi saya.
1. Theoresia Rumthe
(Usi Theo/ perempuansore)
Saya tau usi Theo
sejak saya masih tinggal di bandung sekitar mungkin sekitar tahun 2005-ish
pastinya saya sudah lupa. Saat itu, sahabat sahabat saya mulai ikut audisi
terbuka dan di terima di Glorify The Lord Ensemble. Saya sering sekedar nonton
mereka latihan atau bahkan nognkrong dan main bersama dengan kata lain groupies
(hadeuuuuhhh). Seingat saya, saya berkenalan dengan Usi Theo karena sama-sama
dari ambon kalau tidak salah atau salah satu dari kami menyadari bahwa kami
berasal dari almamater yang sama (SMUN 1 Ambon). Saya tidak terlalu ingat.
Setelah itu hidup saya berlanjut. dan kami hanya sekedar tau saja. Namun
apabila bertemu di jalan akan selalu seru karna Usi Theo adalah seorang pribadi
yang hangat. Tebakan saya, walaupun beliau tidak kenal, sapaannya akan sama
seperti menyapa sahabat lama. Simpel nya, kamu gak akan merasa terasing bila
menyapa Usi Theo di jalan. Kesempatan bercerita panjang lebar dengan Usi Theo terjadi saat saya ikut mendukung acara pengumpulan buku yang diprakarsai Usi Theo. Dan kekaguman saya terhadap Usi Theo semakin jadi.
Belakangan, baru saya
tahu Usi Theo adalah seorang penyiar radio, blogger, Master of Ceremony,
penulis, pengajar public speaking dan belum lama ini menjadi pengusaha.
Cuitan-cuitan Usi Theo
lewat @perempuansore sangat ditunggu-tunggu, karya-karya Usi Theo dalam
Blognya http://perempuansore.blogspot.co.id/ pun
sama. Tulisannya selalu segar bahkan menguatkan. Semua hal dari puisi, prosa,
pandangan, reviu Usi Theo buat saya selalu PAS, pas sedang jatuh cinta, pas saat patah hati, pas saat bergembira atau pas saat sedih. Lengkap! yang terakhir adalah
Molucca Project yang diprakarsai Usi Theo sebagai seorang pengusaha yang tak
terlepas dari akar nya. Bekerja sama dengan komunitas komunitas lain di Ambon, sudah beberapa proyek yang berhasil dibuat diantaranya Pameran Foto, Gerakan Menghitamkan Koran lalu Poetry on The Street! Menurut Usi Theo menulis itu adalah Berbagi. Alasan lainnya karena jatuh cinta. Tapi lebih banyak karena patah hati. :)
Salah satu cerita tentang Usi
Theo bisa dibaca secara lengkap di
sini
2.
Rudi Fofid (Opa Rudi Fofid)
Saya
mengenal Opa yang belum terlalu tua ini melalui cerita-cerita serta postingan adik saya
tentang beliau yang membaca puisi di trotoar bersama dengan anak-anak nya,
melalui cerita dari sahabat saya sejak masa SD,dan melalui sahabat saya sejak
masa SMA. Saya ingat, saya begitu tergerak sehingga saya mulai mencari tau
tentang beliau. Rasa-rasanya pertama kali saya bercerita agak panjang lebar
dengan beliau adalah waktu saya berkesempatan bergabung dengan KPA di Maluku
membantu saudara-saudara korban banjir bandang di Negeri Lima. Sebenarnya saya
pernah bertemu beliau di sebelumnya namun tak ada obrolan. Obrolan panjang lebar saya dengan
Opa yang lagi-lagi belum tua ini terjadi saat screening film “Cahaya Dari Timur”
di daerah Kemang. Setelah itu, secangkir Kopi dengan Opa dan pasangan suami
istri Angga dan Anggia Sasongko membuka obrolan santai kami. Beliau banyak
bercerita tentang anak-anaknya yang sudah terbiasa dengan puisi lalu
menceritakan isi puisi anaknya. Cerita tentang pandangannya tentang Aru, tentang
Maluku, tentang persaudaraan dan tentang komunitas anak muda Maluku itu yang
saya ingat. Semenjak obrolan itu, saya menyimpulkan Opa Rudi Fofid ini bukan
hanya-seorang wartawan atau sastrawan. Menurut saya, beliau adalah seorang budayawan.
Sedikit profil Opa Rudi Fofid bisa dibaca di salah satu blog ini tapi, tenang saja kalian bisa menemui Opa yang belum terlalu Tua ini di link di bawah ini :