Tuesday, 26 May 2015

My Journey! (PART 1) : Arrival

Ini cerita tentang perjalanan saya ke Ambon selama hampir 1 Minggu dari tanggal 14 - 20 Mei 2015. Perjalanan ini adalah untuk hari Pernikahan adik saya Frans Nendissa dan Imanuela Tahitoe calonnya (skr istrinya-red).

Saya bertolak menuju Ambon menggunakan maskapai Lion Air yang terkenal itu pada pukul 01.30 WIB dan tiba pada pukul 07.00 WIT. 

14 MEI 2015
7 AM - Tiba di Ambon
We are ready to fly!!!
Kloter terakhir dari luar Maluku yang tiba di Ambon adalah group saya, Carrie, Kak Mei dan Tito (Jakarta) serta Bill yang tiba pada waktu hampir bersamaan dari Bali. Saat tiba di ambon, kami dijemput oleh Papa Ricky a.k.a adiknya mama yang nomer 2 a.k.a papa nya Tito(yang paling ganteng di foto sebelah),Titi dan Tita. Sebelum pulang ke rumah, kami singgah sebentar untuk sarapan di warung Nasi Kuning yang terkenal. Yang punyanya dulu berjualan di area Kantor Badan Pusat Statistik di daerah Pule Karang Panjang Ambon. 





8.30 AM - Makan Nasi Kuning di Passo

Nasi Kuning Paso
Ini dia penampakan Nasi Kuning Paso yang istimewa ini. Izinkan saya untuk menggambarkan penampakan dan rasa nasi kuning ini. Nasi kuning Ambon punya ini, warnanya kuning cerah dan tidak pucat atau kehijauan. Nasinya pulen rasanya pas tidak kelebihan santan atau terlalu kering berminyak. Temannya Nasi kuning ambon ini adalah Ikan Sous (Ikan Cakalang potong), Tumis buncis/kacang panjang, Soun saos kecap, dan keringan Tempe kacang atau kentang, kemudian ada juga pilihan Telur dadar atau telur bulat. Ini menu umum Nasi Kuning di Ambon. Di seluruh penjuru Kota Ambon kamu bisa menemukan Nasi Kuning dijajakan di pinggir jalan. Jangan takut jam malam, karena Nasi Kuning Bagadang juga ada. Alias nasi kuning yang di jual di luar jam umum alias dari malam ke subuh hehehe. 

11 AM
Dari Passo, kami di antar ke tempat menginap masing-masing. Pertama-tama Carrie di Belakang Soya di rumahnya, Bill di motel B-29 di daerah Air Putri bersama papa dan mamanya serta Oom dan Tante adik-adiknya mama yang lain, lalu saya dan Kak
 









Mei diantarkan pulang ke rumah di Air Salobar kemudian Papa Ricky dan Tito ke The Natsepa Hotel .

2 PM - Makan siang bersama di Rumah Air Salobar
3 PM - Nyekar ke Kuburan Opa Frans Julius Ceasar Tutuhatunewa.


Opa meninggal tahun 1994 dan dikubur di daerah Kebon Cengkih. Ini pertama kalinya saya, dan mayoritas kami anak dan cucunya nyekar ke kuburan Opa semenjak tahun 1999 saat konflik sosial terjadi di Maluku. Kuburan Opa dalam kondisi yang relatif baik. Hanya kaca di tengah kubur dan marmer tambahan di kepala kubur yang sudah hilang bertahun tahun yang lalu. Kuburan Opa terlihat lebih bersih dibanding beberapa kuburan lain di sekitar kuburan Opa.

Tahun ini Oma berumur 80 tahun. Di usian 79 tahun, Oma masih jalan-jalan tinggal di rumah anak anaknya yang tersebar dari Jakarta, Bogor, Palangkaraya, Bali dan Palu walaupun badannya sudah mulai renta. Menuju kuburan Opa bukan perkara mudah. Kami harus berjibaku dengan rumput-rumput liar yang panjang serta naik turun undakan, bahkan naik turun kuburan orang lain. Menginjakan kaki di kuburan Opa merupakan perjuangan buat Oma yang lututnya sudah sakit-sakitan di makan usia. Namun, melihat raut wajah Oma yang tersenyum diantara tangis haru semuanya itu sepadan!!!


5 PM - Monumen Martha Christina Tiahahu



Monumen Martha Christina Tiahahu berada di daerah Karang Panjang. Seorang Pahlawan Nasional Indonesia (dianugerahkan pada tanggal 20 Mei 1969) berusia 17 tahun yang berjuang melawan penjajah di Maluku. Patungnya dibuat menghadap lautan ke arah laut Banda tempat di mana jenazahnya diluncurkan dengan Upacara Militer sebagai sebuah tanda penghormatan.



Ini Keluargaku! Ian, Papa, Me!, Ate kecil, Mama dan Frans
Kami Keluarga Zefnath M. A. Nendissa

6 PM - 12.01 AM - Mengurus Perintilan

Setelah dari Monumen ini, kami melanjutkan perjalanan kembali ke motel B-29 di mana adik-adiknya mama menghabiskan waktu jalan-jalan ke tempat lainnya sementara kami sekeluarga menuju daerah Jl. A. Y. Patti untuk memesan makan siang lalu membeli baki-baki untuk persiapan hari pernikahan Frans dan Ella esok hari, lalu kembali ke rumah, membereskan barang barang yang akan dibawa menginap di Collins beach Resort Namalatu sementara saya membereskan Liturgi Pernikahan yang akan dipakai di Gereja esok hari. Kami kembali bertolak ke B-29 dengan tujuan memberikan kunci rumah kepada adiknya mama karena baju oma masih berada di kopernya di rumah sementara Oma sudah berada di penginapan semenjak hari rabu. Makan malam dengan menu Nasi Kuning (again!) di pertigaan Kuda Mati - Gereja Rehoboth lalu bertolak ke Collins Beach setelah menjemput mama di motel.

12.30 AM 
Akhirnya tiba dengan selamat setelah terjadi sedikit insiden di jalan. Kami lalu beristirahat!


To be continued......



Tuesday, 12 May 2015

Carita Wajan dan Sapu Lidi

ini kisah nyata dalam hidup saya yang terjadi sekitar antara 27 atau 28 tahun yang lalu (lama banget yak?hahaha). Ini yang saya kategorikan sebagai UNFORGETABLE STORY. Kenapa? karena cerita ini selalu diceritakan saat keluarga besar saya berkumpul (dari pihak Ibu saya).
Saat itu saya masih balita. Dan saya adalah cucu kesayangan Opa saya (maaf cucu-cucu yang lain). Saya punya banyak waktu berkulitas dengan Opa. Saat itu, keluarga kami masih berdomisili di kota kelahiran saya di Ternate, Maluku Utara. Setelah meminta untuk datang ke ambon via kabel telepon secara harafiah, akhirnya Opa meminta mama dan papa untuk menitipkan saya ke pesawat tercepat ke kota Ambon. Jangan tanya berapa kali dan pada siapa saja saya dititipkan. Bahkan saya pernah dititipkan pada Pramugari sebuah maskapai penerbangan. Mungkin ini yang menumbuhkan rasa senang bertualang dan kemandirian yang saya punya sekarang. Karena saya adalah cucu kesayangan, maka secara otomatis pun kasih sayang Opa tercurah kepada saya dan saya menjadi prioritas. Padahal saat itu adik-adik nya Ibu saya pun masih anak-anak. Saya hanya berbeda 9, 11 dan 13 tahun dari 3 adik mama yang paling bungsu, dan saya sadar bahwa kehadiran saya agak merupakan gangguan juga bagi ketenangan mereka karena semua orang harus menuruti kemauan saya. Jika tidak, maka bersiaplah menerima hardikan dan makian dari Opa saya hehehe.

Monday, 11 May 2015

Carita Mau PULKAM alias Pulang Kampung! eh... Pulang KOTA!!! heheheh

Saya sangat bersemangat!!! 
Hanya menghitung hari sebelum waktu cuti saya di mulai untuk pulang ke kota Ambon tercinta. Selain ada acara besar keluarga, saya punya segudang agenda yang ingin saya realisasikan di sana. Keluarga besar saya sudah berdatangan duluan ke kota Ambon sejak minggu lalu. dan sejak hari sabtu kemarin, selalu ada yang tiba di sana, sampai puncaknya pada hari kamis pagi nanti saya dan beberapa sepupu saya sebagai kloter terakhir yang akan tiba.

Saking bersemangat Pulang ke Kota Ambon, saya semakin semangat bekerja. Maksudnya adalah semakin semangat menyelesaikan pekerjaan apa saja yang di berikan kepada saya saat saya sedang di kantor. Disisi lain, untuk bergerak dari tempat tidur, mandi dan bersiap ke kantor tetap saja saya membutuhkan usaha ekstra hehehehe.

Wednesday, 6 May 2015

INDONESIA DAN HUKUMAN MATI - INDONESIA AND THE DEATH PENALTY

Setelah sekian lama menyaksikan surat - surat terbuka yang berterbangan di ranah maya, akhirnya saya putuskan untuk berbicara tentang hal ini. Ini tidak terkait dengan studi apapun yang bersifat empiris atau penelitian apapun. Ini murni adalah pendapat pribadi saya saja. Siapapun berhak untuk tidak setuju terhadap pendapat saya ini. Namun yang harus saya ingatkan adalah, kebebasan berpendapat dijamin dalam Undang Undang Dasar 1945.


INDONESIA DAN HUKUMAN MATI

Tuesday, 5 May 2015

Carita tentang Tukang Ojek

OJEK LANGGANAN

Tinggal di daerah "nanggung" seperti daerah tempat kos saya, membuat saya sangat akrab dengan alat transportasi perorangan yang di sebut OJEK. Ada 3 tukang OJEK yang paling sering jasanya saya pakai. Baik untuk  mengantarkan langsung ke kantor atau hanya sampai tempat saya naik bis kota.  Tukang ojek pertama namanya KELANA yang biasa di panggil Mas Lana, kedua namanya YUSUP yang biasa disebut Bang Ucup dan yang terakhir adalah IMAN atau Bang Iman. dari ketiga Ojek langganan saya ini. ketiga-tiganya memiliki karakter berkendara yang berbeda-beda. Mari saya jabarkan.
1. Mas Lana : Orangnya berbadan besar dengan motor agak tua yang di pake narik. Penganut kepercayaan "alon alon asal kelakon", sering mengalah di jalanan. 
2. Bang Ucup : Orangnya berisi, motor astrea super lawas tapi masih kenceng ngacirnya. Galak juga kalo di jalan. Suka mengeluarkan kata2 "monyet, kunyuk" dll atau hanya sekedar memandang dengan tatapan pembunuh lalu bertanya "kenapa loe???"
3. Bang Iman : Orangnya cungkring banget. Naik motor Yamaha Mio warna biru. Minta aampun kalo di jalanan, saya kadang tidak bisa bernapas normal. Orangnya gak banyak omong tapi bakalan mepetin motor lain kalau dia merasa dipepet.