Tuesday, 12 May 2015

Carita Wajan dan Sapu Lidi

ini kisah nyata dalam hidup saya yang terjadi sekitar antara 27 atau 28 tahun yang lalu (lama banget yak?hahaha). Ini yang saya kategorikan sebagai UNFORGETABLE STORY. Kenapa? karena cerita ini selalu diceritakan saat keluarga besar saya berkumpul (dari pihak Ibu saya).
Saat itu saya masih balita. Dan saya adalah cucu kesayangan Opa saya (maaf cucu-cucu yang lain). Saya punya banyak waktu berkulitas dengan Opa. Saat itu, keluarga kami masih berdomisili di kota kelahiran saya di Ternate, Maluku Utara. Setelah meminta untuk datang ke ambon via kabel telepon secara harafiah, akhirnya Opa meminta mama dan papa untuk menitipkan saya ke pesawat tercepat ke kota Ambon. Jangan tanya berapa kali dan pada siapa saja saya dititipkan. Bahkan saya pernah dititipkan pada Pramugari sebuah maskapai penerbangan. Mungkin ini yang menumbuhkan rasa senang bertualang dan kemandirian yang saya punya sekarang. Karena saya adalah cucu kesayangan, maka secara otomatis pun kasih sayang Opa tercurah kepada saya dan saya menjadi prioritas. Padahal saat itu adik-adik nya Ibu saya pun masih anak-anak. Saya hanya berbeda 9, 11 dan 13 tahun dari 3 adik mama yang paling bungsu, dan saya sadar bahwa kehadiran saya agak merupakan gangguan juga bagi ketenangan mereka karena semua orang harus menuruti kemauan saya. Jika tidak, maka bersiaplah menerima hardikan dan makian dari Opa saya hehehe.


Di suatu sore, saat akan merencanakan makan malam apa yang akan dihidangkan, semua sudah merencanakan makanan apa saja yang ingini untuk dibeli dan seperti biasa keputusan sayalah yang akan menjadi penentu. Saya sudah lupa di daerah mana, namun ada sebuah rumah makan cina yang menjual mie goreng yang lezat, dan pada hari itu, saya ingin makan mie goreng. Kemauan Oom dan Tante saya yang ingin masakan lainnya pun harus pupus disana. Saat memesannya, saya digendong oleh salah seorang sepupunya mama waktu itu.

Singkat cerita, saat telah tiba di rumah dan makanan dihidangkan ada Mie Goreng, Ikan Goreng, Sayur Sop panas dan Telur dadar (kalau tidak salah ingat). Semua anggota  keluarga sudah duduk rapih di meja makan termasuk saya sudah duduk di kursi sendiri. Ketika selesai berdoa dan kegiatan makan akan dimulai, saat Oma mulai mengambil piring untuk menyendokan makanan saya, saya menolak mentah-mentah untuk memakan Mie Goreng yang merupakan hasil permintaan saya. 
yumm
Saat oma akan menyuapkan Mie Goreng itu kepada saya, saya menutup rapat-rapat mulut saya. Insiden malam itu diperparah dengan Tante saya (adik perempuan mama yang bungsu) menumpahkan kuah Sop panas ke tangan saya yang menyebabkan saya menangis meraung-raung (dari kecil memang sudah lebai) dan ditutup oleh bentakan dan makian Opa. Saya baru tau belakangan setelah saya kuliah ternyata kejadian Sop itu disengaja. Rupa-rupanya tante saya agak dendam karena mereka tidak diijinkan untuk membuat pilihan makanan, sementara saya tidak mau memakan makanan pilihan saya hahahaha. 

Selidik punya selidik, akhirnya semua orang tau bahwa alasan kenapa saya tidak mau menyentuh Mie Goreng adalah karena saat Mie Goreng pesanan kami akan di buat, sang juru masak membersihkan wajannya memakai sapu lidi!!! Hahaha
Bagi anak yang masih balita pemandangan sapu lidi di dalam wajan adalah sebuah pemandangan yang sangat menjijikan karena sapu lidi sangat identik sebagai sapu halaman. Saat itu saya belum dan tidak mau mengerti bahwa yang dipakai waktu itu adalah sapu lidi khusus untuk wajan hahahahaha...

ilustrasi