Baiklah, jangan ngiler dahulu.... Santai saja....
Perjalanan saya akan saya jabarkan se-detail mungkin. Anggaplah seperti anda menemukan se-ekor serangga lalu membawanya ke laboratorium untuk menelitinya. Dan berhubung saya hanya manusia biasa, mohon maafkan saya apabila ada kritik-kritik dari saya yang dituangkan di sini. Yang membangun mudah-mudahan tersalurkan, yang berkonotasi negatif harap di abaikan saja. Mungkin saat itu saya sedang lelah... hehehehe...
Stop drooling... chill....
I would describe my journey to Ora as detailed as possible like putting a beetle that you find on your lawn and put it under the microscope in the lab.
Perjuangan menuju Ora cukup berat, namun pada akhirnya semuanya sangat sepadan. Saya tertarik ke sana setelah melihat foto-foto dan testimoni beberapa teman yang sudah mengunjungi ORA terutama Gio Pattra, Edwin Pattra dan Cherry IPA 1 (alumnus SMUN 1 Ambon) yang membuat saya berpikir hendak ke sana.
The struggle for Ora quite heavy, but in the end everything was worth it. I was attracted to it after seeing the photos and testimonials of several friends who had visited ORA especially Gio PATTRA, Edwin PATTRA and Cherry IPA1 (Alumnus of SMU 1 Ambon) which makes me think about it.
|
ini dia foto koleksi Edwin Ilela yang membuat ngiler sengiler-ngilernya! tapi brapa duit budgetnya...
This Photo of Edwin Ilela makes me drool over ORA but still thinking about the budget to ge there |