Monday 15 June 2015

My Journey (Part 5) : ORA!!!! (A Prologue)

Baiklah, jangan ngiler dahulu.... Santai saja....
Perjalanan saya akan saya jabarkan se-detail mungkin. Anggaplah seperti anda menemukan se-ekor serangga lalu membawanya ke laboratorium untuk menelitinya. Dan berhubung saya hanya manusia biasa, mohon maafkan saya apabila ada kritik-kritik dari saya yang dituangkan di sini. Yang membangun mudah-mudahan tersalurkan, yang berkonotasi negatif harap di abaikan saja. Mungkin saat itu saya sedang lelah... hehehehe...
Stop drooling... chill....
I would describe my journey to Ora as detailed as possible like putting a beetle that you find on your lawn and put it under the microscope in the lab.

Perjuangan menuju Ora cukup berat, namun pada akhirnya semuanya sangat sepadan. Saya tertarik ke sana setelah melihat foto-foto dan testimoni beberapa teman yang sudah mengunjungi ORA terutama Gio Pattra, Edwin Pattra dan Cherry IPA 1 (alumnus SMUN 1 Ambon) yang membuat saya berpikir hendak ke sana.
The struggle for Ora quite heavy, but in the end everything was worth it. I was attracted to it after seeing the photos and testimonials of several friends who had visited ORA especially Gio PATTRA, Edwin PATTRA and Cherry IPA1 (Alumnus of SMU 1 Ambon) which makes me think about it.

ini dia foto koleksi Edwin Ilela yang membuat ngiler sengiler-ngilernya! tapi brapa duit budgetnya...
This Photo of Edwin Ilela makes me drool over ORA but still thinking about the budget to ge there


Inilah foto foto caca Sofia Tuharea yang membuat saya bertekad HARUS SAMPAI DI ORA!!! Caca Sofia yang notabene Ambon Card (no offense caca sayang :*) dan beberapa orang lain yang bahkan tidak ada hubungannya dengan Ambon bahkan Maluku sudah menginjakan kaki di sana, lalu saya KAPAN????
This is the photo photo caca Sofia Tuharea kicks in and makes me made my mind I MUST GO TO ORA !!! Caca Sofia and some others that do not even have anything to do with Ambon or Maluku already set foot in there, then HOW ABOUT ME ????

Ini Foto koleksi milik Caca Sofia Tuharea
This is Caca Sofia Tuharea photos collection

Akhirnya kesempatan itu datang! Setelah acara pernikahan adik saya, Saya, 2 orang sepupu saya yaitu Bill dan Tito bersama Gio seorang veteran Sispala Pattra-28  (sekarang KPA-red) tempat saya bernaung sejak tahun 1998, bertindak sebagai Guide sepakat untuk bersama-sama ke ORA.
Finally the opportunity came! After the wedding of my brother. Me, my cousins Bill and Tito together with Gio a veteran member of Pattra-28 (now KPA-red) where I shelter since 1998, act as the Guide agreed to work together to set foot in ORA.

Selayang pandang tentang ORA / Overview of ORA

Pantai Ora terletak di bagian utara tengah Pulau Seram bukan di Pulau Ambon ya..., letaknya di area Teluk Saleman. Perbukitan Taman Nasional Manusela menjadi latar belakang cottage cottage kayu yang dibangun di atas air laut yang menjadi daya tarik Ora.
Ora beach is located in the north central part of the island Seram, it located in the bay area of Saleman. Manusela National Parks hills in the background with the wood cottage built on the sea water is the main attraction of Ora.





Dari peta ini, mungkin anda dapat sedikit melihat bagaimana arah ke pantai Ora dari pulau Ambon. Untuk menuju ke Ora anda harus menyeberang dengan fery atau dengan kapal cepat dari pulau ambon. Apabila menggunakan fery, maka dari kota Ambon atau Bandara Pattimura kalian harus menuju Pelabuhan Liang dan bila menggunakan kapal cepat kalian harus naik dari Pelabuhan Tulehu. Kedua moda transportasi ini tidak bersandar di satu titik yang sama di pulau seram. Dari kedua titik ini, untuk menyeberang ke ORA kita harus sampai ke desa Saleman terlebih dahulu.
From the map above, you can see how far to get to ORA from Ambon Island. To get to ORA, we have to cross with ferry or with a speedboat. If you choose to go with ferry, you have to go to Liang Port or from Tulehu Port if you choose using speedboat. Ferry and speedboat docked in different Port in Seram Island and from either Port, we got to travelled to a village name SALEMAN so we can get to ORA. 

Fery bersandar di Waipirit desa Kairatu dan kapal cepat bersandar di Amahai. Keuntungan menggunakan fery adalah kalian bisa membawa kendaraan sendiri dari Kota Ambon yang membuat perjalanan anda lebih santai. Untuk mereka yang mempunyai banyak waktu libur dan punya kendaraaan di Kota Ambon rasa-rasanya ini bisa jadi pilihan baik. Kemudian, kapal cepat bersandar di desa Amahai. Membutuhkan waktu sekita 5-6 Jam untuk sampai ke Desa Saleman apabila kalian menyeberang dengan fery. Sementara, apabila menggunakan kapal cepat, kita harus menyewa kendaraan untuk mencapai saleman. Keuntungannya menggunakan kapal cepat, hanya membutuhkan waktu 2-2,5 jam untuk mencapai saleman.
Fery is docking in Waipirit, Kairatu village and Speedboat is on Amahai . The Advantages of using the ferry is you can take your own vehicle from Ambon and makes your trip more relaxed. For those who have a lot of time off and have a vehicle in the city of Ambon it could be a good choice. From Waipirit, it took about a 5-6 Hours to get to the village of Saleman. While, when using Speedboat, we had to rent a vehicle to reach saleman. The advantage to use a Speedboat, it only takes 2-2.5 hours to reach saleman.




Bersambung.....................

To Be Continued.............