Monday 22 June 2015

My Journey (Part 6) : ORA Under the Scope

MARI JALAAAAANNNNNN!!!! LETS GOOOO!!!!!

Dari kota Ambon, kami memilih untuk memakai Kapal Cepat. Untuk naik kapal cepat kami naik mobil dari kota Ambon menuju pelabuhan Tulehu. Ada juga angkutan umum jurusan Tulehu dari terminal Mardika dengan ongkos antara 10.000 - 15.000/org (saya kurang tahu pastinya karena kami tidak menggunakan angkutan umum). Jadwal kapal cepat dari ambon di jam 9 pagi dan di jam 3 sore. Berhubung saat itu hari minggu, maka kapal cepat hanya ada di pkl.11.00 WIT, dengan harga tiket Rp. 125.000/org. 

 




Dari pelabuhan Tulehu, butuh waktu sekitar 2 - 2,5 jam untuk mencapai pelabuhan Amahai.Setelah sampai di Amahai, kami sudah dijemput oleh supir mobil sewaan yang sebelumnya sudah di booking oleh Gio "tour guide" kami di harga 1.300.000-1.750.000 tergantung dari kelihaian anda menawar.. Menurut Informasi yang saya dengar, setelah sampai di Amahai ada juga beberapa angkutan kota yang mengambil trayek ke saleman (saya kurang yakin karena mungkin hanya karena hari minggu saja) atau ke kota Masohi dahulu baru naik kendaraan umum ke desa Saleman. Untuk biaya perjalanannya sampai ke saleman menurut informasi yang saya terima berkisar di angka 100.000-150.000/org. 

Batas Kota Masohi


Gio, Bill, saya dan Tito


Ini salah satu bangunan yang menarik perhatian kami


GPM Bethesda Masohi


Setelah makan siang dan membeli logistik di Masohi, kami melanjutkan perjalanan menuju Saleman yang membutuhkan waktu +/- 2 Jam menembus hutan belantara. Perjalanan yang ditempuh sungguh berkelok-kelok dan sukses membuat salah seorang anggota team kami mabuk  darat jadi penggunaan ANTIMO saat direkomendasikan bagi kalian yang agak familiar dengan mabuk darat. Kondisi jalan sebenarnya cukup baik namun, di beberapa tempat ada bekas longsor dan perbaikan jalan yang belum sempurna. Sementara itu, jalan masuk menuju desa Saleman juga belum tersentuh sehingga masih berupa jalanan berbatu dan berpasir.

Pemandangan ini membuat merinding
Setengah jam sebelum masuk desa Saleman, supir kami menepi dan menunjukan pemandangan ini yang membuat kami merinding. Asli merinding disko!







Masuk desa Saleman, kita akan diantarkan langsung ke tempat penyebrangan. jembatan kecil tempat tertambatnya beberapa perahu kecil dan sedang bermesin tempel biasanya disebut KATINTING. 







Setelah negosiasi dengan salah seorang tukang katinting alumni Bali bernama Abang Koko, akhirnya kami menyeberang ke ORA dengan paket antar-jemput Saleman-ORA, wisata air belanda, snorkling, wisata tebing batu dan melihat Rumah Olat di sekitar angka 800.000 - 1.000.000. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 5-10menit kita sudah tiba di ORA!



Menginjakan kaki di ORA melunturkan tiap rasa penat dan pegal yang ada. Semua terbayar LUNAS! Pemandangannya begitu menakjubkan!
Setelah negosiasi alot dengan pihak Ora, akhirnya kami mendapatkan kamar darat dengan tarif 500.000/malam dan ekstra bed 200.000/malam. Tarif ini tidak termasuk makan. Untuk makan, dikenakan Paket 250.000/org/hari. Kami memutuskan untuk tidak memakai paket makan karena telah membawa makanan jadi dari Ambon. Setelah masuk kamar, aroma pantai dan pemandangannya membuat kami akhirnya menutup hari dengan berfoto dan snorkling di sekitar pantai sampai matahari terbenam.



















End of day one!