Saturday, 18 April 2015

Carita tentang KOPI dan TEMPAT TIDUR (seperti janji saya kemarin)

KOPI



Carita tentang KOPI ini unik. Banyak orang sangat suka KOPI. Tapi, banyak orang juga tidak suka si hitam manis ini. Saya salah satu orang yang tidak masuk dua golongan di atas. Istilahnya perasaan saya soal KOPI itu moderate. Bisa di bilang cinta sekali tidak, benci juga tidak. Di saat tertentu saya memilih untuk tidak meminum kopi dan di saat teretentu, kasarnya saya bisa membunuh untuk mendapatkan segelas KOPI. 

Buat saya, secangkir KOPI hitam sachet-an saat kepala mumet dan banyak pikiran sangat menenagkan. Lalu secangkir Cappuccino tanpa gula di gerai kopi terkenal sangat menyenangkan menemani waktu nongkrong. Selain dapat menyembuhkan rasa kantuk (menurut saya-red) secangkir KOPI bagi saya juga menjadi obat mujarab saat bad hangover. Intinya saat saya sangat membutuhkan KOPI adalah saat saya ingin RILEKS. 
KOPI = RILEKS!!!

TEMPAT TIDUR

Saya cinta tempat tidur! hehehehe
Silahkan menyebut saya pemalas saya tidak keberatan. Yang jelas, TEMPAT TIDUR adalah tempat saya menhabiskan hari libur saya. Seperti hari ini. Saya memilih untuk tetap berada di atas TEMPAT TIDUR , memangku si lappie tercinta lalu bacarita tentang kecintaan saya ini. Tenang saja... saya tidak menumbuhkan rasa cinta berlebih yang aneh terhadap TEMPAT TIDUR seperti yang diceritakan di salah satu program TV "My Wierd Addiction" (sebut amit-amit sambil bergantian mengetuk dinding dan kepala-red).
Ada salah satu ekspresi yang entah saiapa yang menyebarkan yang menyebut "LAPAR GANAS, KENYANG BEGO" kurang lebih itu cocok untuk meng-ekspresi-kan saya dan kecintaan saya ini. kurang lebih jadi kalimat seperti ini "NGANTUK GANAS, BANYAK TIDUR PAMALAS" hhehehehe.
Saya kurang bisa berfungsi saat ngantuk atau belum puas tidur. Keluarga saya sudah sangat mengerti tentang itu. Mereka bukannya menerima kondisi ini dengan ikhlas tapi mereka terpaksa menerima tabiat saya yang satu ini. Saat saya mengantuk, saya cenderung lebih sensitif dalam segala hal. Saya jadi lebih cranky. Hal ini yang membuat keluarga saya mau tak mau menerima dengan sangat terpaksa (maafkaaaaannn :D)
Namun, saat saya kebanyakan tidur, maka hanya rasa bosan dan iming-imimng yang paling menarik yang bisa menarik saya dari tempat tidur, dan keluarga saya juga harus bekerja ekstra keras untuk mengimingc-imingi saya untuk sekedar berdiri dari tempat tidur saya.  
Ada cerita unik tentang saya, TEMPAT TIDUR dan OMA.Saya menceritakan hal ini bukan karena bangga atau tak tau malu. Saya hanya ingin kaliang mengerti bagaimana saya dan rasa kantuk itu (tolong jangan di contoh). Ceritanya kurang lebih seperti ini :

Saat mulai terjadi konflik sosial di Ambon belasan tahun lalu, saat itu semua timpang. Anak sekolah pun libur. Saya yang notabene sangat suka pergi ke sekolah akhirnya tak bisa berbuat apa apa. Saat itu kami lebih sering menghabiskan waktu dengan menonton TV atau bermain di halaman rumah. Saat itu saya sudah SMA. Saat kerusuhan, sebelum OMA dan keluarga salah seorang adik mama akhirnya memutuskan untuk keluar dari Ambon, kami semua tinggal bersama-sama karena rumah kami berada di tempat yang cenderung lebih aman. 
Pada suatu waktu, saya menghabiskan waktu menonton TV terlalu lama. sampai jam 2 atau 3 pagi. Oma saat itu tidak menyangka saya tidur pada jam segitu. Pkl 6.00 WIT kebiasaan keluarga kami adalah bangun untuk sama-sama melakukan Saat Teduh pagi. Oma membangunkan saya untuk mengikuti ini. Karena ini wajib, maka tak seorangpun bisa lolos. Setelah selesai saat teduh, papa saya mencoba pergi ke kantor lewat jalan gunung (walaupun banyak orang tidak masuk kantor) dan mama saya juga berangkat ke kantor daruratnya, kurang lebih itu pkl. 07.00 WIT. Saya kembali masuk kamar saya untuk melanjutkan tidur. Pkl. 08.00 WIT, Oma masuk kamar untuk membangunkan saya. Karena masih terlalu mengantuk untuk membantah Oma, saya berdiri dari tempat tidur saya. Oma ke ruang tamu, sementara saya menyeberang ke kamar papa dan mama lalu lanjut tidur. 

Pkl. 09.00 Oma kembali mencari saya dan mendapatkan saya sedang tertidur di kamar papa dan mama. Kembali Oma membangunkan saya sambil berbicara tentang bagaimana anak perempuan harusnya bersikap (saya sudah lupa kalimat pastinya, intinya itulah). Saya sudah mulai komplain masih mengantuk dll. Oma masih menasehati sambil berjalan menuju ruang tamu lagi. Sementara Oma sedang ceramah sambil jalan, saya kabur ke ruang makan dan mulai tertidur dengan posisi duduk sambil menundukan kepala di atas meja. 

30 menit kemudian Oma menyusul lagi. Kali ini tensinya mulai naik lalu tetap berceramah sambil entah sedang memegang apa di dapur. Kembali saya memilih untuk kabur. Kali ini ke GUDANG tempat terakhir persembunyian karna kantuk yang akhirnya hanya membutuhkan waktu 5 menit untuk Oma kembali menegur saya. Akhirnya saya mulai komplain sambil menangis. Seorang anak SMA, yang gara-gara ngantuk sampai memilih tidur di gudang lalu menangis tersedu-sedu karna rasa kantuk yang belum terpuaskan. Lalu Oma menyerah setelah mendengarkan tangisan saya. Oma kembali menyuruh saya masuk kamar sendiri lalu kembali tidur sambil menyalahkan diri sendiri karena tak mampu membuat saya bangun pagi. Saat itu saya sudah tak mendengar kata-kata Oma yang ternyata Oma agak sakit hati karena saya tidak mau mendengarkan beliau dan lebih memilih rasa kantuk. Saya juga tidak tau lagi apa yang Oma lakukan saat saya kembali masuk kamar. 1 jam kemudian, saya akhirnya keluar kamar dengan wajah ceerah walaupun mata agak bengkak dengan semangat setelah memuaskan rasa kantuk saya. Yang saya ingat, sebelum saya melakukan aktivitas lainnya seperti sarapan, mandi dll, saya akhirnya meminta maaf kepada Oma. Dari sanalah Oma akhirnya TERPAKSA maklum bahwa cucunya yang satu ini sangat sensitif soal ngantuk dan TIDUR. hahahaha...


Epilog
Lihat perbedaannya? 
Saya bisa bercerita lebih panjang tentang TEMPAT TIDUR dari pada tentang KOPI (Penting ya???) HAHHAHAHAHHAHA