Sunday 19 April 2015

Mama itu surat, Papa itu amplop dan Aku Perangkonya! by Eugene (8th)

Hari Kamis sore, saya mendengar kabar duka cita dari salah seorang anggota keluarga. Mama mertua Paman saya berpulang pada hari itu sekitar pkl.16.00 di Jakarta. Istri paman saya dan adik sepupu saya akhirnya bertolak ke Jakarta menggunakan Batik Air yang terpaksa harus berhenti 6 jam di makasar karena isu bom.

Sore ini Oma Longdong dimakamkan di pekuburan Tanah Kusir. Saya mengikuti setiap acara sampai selesai. Saya berkendara bersama Ma Ida (Istri Paman saya), Tante Keke, Kaka Mei dan Eugene (sepupu saya) setelah pemakaman selesai. Kami bercerita ngalor ngidul tentang Oma, kebiasaan sehari -harinya. Diselingi oleh cerita Eugene tentang film yang ingin sekali ditontonnya "Sponge Bob The Movie".
Setelah beberapa menit bercerita, barulah Tante Keke tau bahwa Kaka Mei sudah kehilangan Mamanya yang meninggal bertahun-tahun yang lalu dan Ma Ida yang merupakan pasien Darah Tinggi. Jadilah Tante Keke dan Ma Ida serta Kaka Mei menasehati Ein (Eugene-red) supaya jangan sering membuat mamanya marah-marah. Setelah dinasehati demikian, meluncurlah kalimat "Mama itu Surat, Ein itu perangko!" "lalu Papa apa dong ein?" saya bertanya. Hanya selang 30 detik setelah saya bertanya meluncurlah kalimat title di atas. "Mama itu surat, Papa itu amplop, dan aku perangkonya".


Analogi sederhana yang di sampaikan oleh seorang bocah 8 tahun yang bahkan mungkin tidak di anggap suaranya karena dia hanya seorang anak-anak.Saya tertegun. Analogi ini sangat luar biasa, yang membuat saya jadi berpikir tentang keluarga. Saat seseorang menerima surat yang diantarkan oleh pak pos, anda tidak akan mungkin menerima surat tersebut hanya Isi nya saja kemudian mengembalikan amplop dan perangkonya ke pak pos, atau hanya mau menerima amplopnya saaja dan memberikan isi dan perangkonya kepada pak pos ataukah hanya mau menerima perangkonya saja dan mengembalikan isi surat dan amplop kepada pak pos. Analogi sederhana tapi sangat luar biasa!

Keluarga adalah satu paket utuh! tak dapat dipisah-pisahkan. Anda mungkin bisa memilih untuk hanya membaca isi surat lalu amplop dan perangkonya di buang, atau tidak suka isi surat nya lalu menyimpan amplop dan perangko sebagai koleksi ataukah hanya menyimpan isi surat dan perangko dan membuang amplopnya. Bebas anda lakukan.hanya saja saat menerima dari pak pos, anda tak bisa memilih salah satu dan mengembalikan yang lain.

Dari pengalaman pribadi, saya mengalami hal-hal di atas. Ada yang hanya menerima Amplopnya saja, bahkan isi surat dan perangko tidak dilirik, atau hanya menerima amplop dan perangkonya dan suratnya dibuang. Apa yang saya lakukan saat mengetahui hal tersebut?beberapa penerima surat sudah masuk daftar hitam saya, yang jelas, apabila saya melaksanakan acara tertentu, orang-orang ini tidak akan pernah masuk daftar tamu! Apa itu salah? ya saya mengakui itu salah. Saya hanya manusia....

Tapi, ada banyak juga yang menerima kami satu paket lengkap surat, amplop dan perangko! Baik yang ada hubungan darah atau tidak tanpa memandang apa isi surat ini berita baik atau tidak, amplopnya mahal atau perangkonya ini limited edition atau tidak.  Dan mereka adalah seluruh hidup saya. Rasa cinta dan sayang saya, saya konsentrasikan untuk mereka!

*koleksi dari Sizt Cinta!